Senin, 25 April 2016

Salah Nalar

Contoh Kasus Salah Nalar:

Klarifikasi UPS Jadi USB, Haji Lulung Salah Sebut Lagi

Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana tengah ramai dibicarakan, terutama di media sosial setelah salah mengucap dalam sebuah sesi wawancara sesuai mediasi Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI yang ricuh berujung. Alih-alih sebut "UPS", ia malah mengatakan "USB". Pria yang karib disapa Haji Lulung itu pun diejek oleh netizen dengan hashtag #SaveHajiLulung.

Hal tersebut ditanyakan langsung oleh moderator ke Haji Lulung dalam sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015) pagi ini. Mendengar pertanyaan itu, Lulung pun tersenyum dan langsung mengambil microphone yang ada di depannya.

Ketua DPW PPP DKI Jakarta itu mengaku salah mengucap karena kondisinya yang sedang kelelahan. Pria dengan potongan rambut belah tengah itu menegaskan dirinya mengetahui UPS yang dimaksud.

Namun saat mengklarifikasi salah ucap itu, Lulung kembali salah sebut. Politisi PPP tersebut sempat mengucap "SPUS" untuk merujuk "UPS" yang ia maksud.

"Kalau orang kecapean itu bisa salah ngomong. Tapi yang sesunguhnya itu melahirkan sebuah fakta bahwa psikologis saya menyebutkan itu UPS, SPUS. Itulah faktanya saya tidak ngerti apa-apa tentang UPS," jelas Lulung.

Tak pelak, klarifikasi ini mengundang tawa dari peserta diskusi. Lulung juga menjelaskan, hadirnya pengadaan UPS pada APBD 2014 bukan keinginan DPRD. Sebab, saat itu tidak dilakukan pembahasan dalam tahap perubahan.

"Pembahasan perubahan kita sepakati tidak dibahas, karena memang penyerapan sangat rendah, penyerapan baru 23%, bagaimana mau dibahas," tandas Haji Lulung.

Sebelumnya, kicauan-kicauan satire terkait sosok politisi PPP itu saat ini bertebaran di ranah media sosial, terutama Twitter dengan caption #SaveHajiLulung.

Ada yang menyamakan gaya rambut Haji Lulung dengan salah satu tokoh kartun dari Negeri Jiran. Ada pula yang mengaitkannya dengan film animasi anak, Teletubbies.

"Tinky, Winky, Dipsy, Lulung, Poo ..... #SaveHajiLulung," kicau Usop Mugiwara lewat akun @tukangcerewet.

Haji Lulung mengaku tak masalah dengan kicauan-kicauan yang telah membawa namanya menjadi trending topic Twitter. Dia justru berharap bisa lebih tenar lagi.



========================================================================


SALAH NALAR

Salah Nalar. Ada dua kata yaitu Salah dan Nalar. Salah bisa berarti keliru atau tidak benar dan Nalar adalah suatu gagasan atau proses berpikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Jadi jika kedua kata ini disambung, maka Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) dapat diartikan sebagai gagasan, perkiraan, kepercayaan, atau kesimpulan yang keliru.

     A .  Definisi Salah Nalar

Kesalahan Penalaran
            Mahasiswa perlu memahami aspek yang terkandung dalam penalaran sebelum membuat sebuah karangan agar terhindar dari salah nalar. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek kesalahan penalaran dalam karangan agar salah nalar dapat diminimalkan atau dihindarkan.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan.
Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Salah nalar ada dua macam:
1)      Salah nalar induktif, berupa
a. kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
b. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
c. kesalahan analogi.

2)      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a. kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi
b. kesalahan karena adanya term keempat.
c. kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d. kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan.
2.      Pikiran.
3.      Kepercayaan.
4.      Simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

 Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

Macam-macam Salah Nalar

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :

1) Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasitidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebutsehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas. Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:

a.       Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
b.      Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

c.       Ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.
d. Orang Indonesia malas tetapi ramah. (Orang Indonesia ada   yang malas dan ada juga yang  tidak ramah).

Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. yaitu sebagai berikut:
a.    Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.

Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b.   Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.

2.    Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:

a. Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
b. Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
c. Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.

3.   Kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
         a.  Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
         b.   Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.

4.  Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
       a. Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
      b.  Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
       c. Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
      d. Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
       e.         Argumentum ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
       f.          Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
      g.         Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
      h.         Argumentum ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar
       i.           Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.

5.    Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
       a.         Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain.
      b.         Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
       c.         Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.

Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah nalar adalah sebagai berikut:
·         Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·         Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
2.    Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak

Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
·         Memilih kata dengan baik
·         Harus mengetahui teori dasar dalam berpikir
·         Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas
·         Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan
·         Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar
·         Jangan menyimpulkan premis dengan cepat
·         Dapat berkomunikasi dengan baik
·         Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.

Kesimpulan
Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan, kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.

Saran
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.

Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia :

  Ø  Silogisme
Cara berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas premis umum,premis khusus, dan simpulan.

  Ø  Premis
Kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.

  Ø  Generalisasi
Kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.

  Ø  Alternatif
Pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan.

  Ø  Analogi
Persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kiasan.


SUMBER :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar