Contoh Kasus Salah Nalar:
Klarifikasi UPS
Jadi USB, Haji Lulung Salah Sebut Lagi
Wakil Ketua
DPRD Abraham Lunggana tengah ramai dibicarakan, terutama di media sosial
setelah salah mengucap dalam sebuah sesi wawancara sesuai mediasi Pemprov DKI
Jakarta dan DPRD DKI yang ricuh berujung. Alih-alih sebut "UPS", ia
malah mengatakan "USB". Pria yang karib disapa Haji Lulung itu pun
diejek oleh netizen dengan hashtag #SaveHajiLulung.
Hal tersebut ditanyakan langsung oleh moderator ke
Haji Lulung dalam sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu
(7/3/2015) pagi ini. Mendengar pertanyaan itu, Lulung pun tersenyum dan
langsung mengambil microphone yang ada di depannya.
Ketua DPW PPP DKI Jakarta itu mengaku salah mengucap
karena kondisinya yang sedang kelelahan. Pria dengan potongan rambut belah
tengah itu menegaskan dirinya mengetahui UPS yang dimaksud.
Namun saat mengklarifikasi salah ucap itu, Lulung
kembali salah sebut. Politisi PPP tersebut sempat mengucap "SPUS"
untuk merujuk "UPS" yang ia maksud.
"Kalau orang kecapean itu bisa salah ngomong.
Tapi yang sesunguhnya itu melahirkan sebuah fakta bahwa psikologis saya
menyebutkan itu UPS, SPUS. Itulah faktanya saya tidak ngerti apa-apa tentang
UPS," jelas Lulung.
Tak pelak, klarifikasi ini mengundang tawa dari
peserta diskusi. Lulung juga menjelaskan, hadirnya pengadaan UPS pada APBD 2014
bukan keinginan DPRD. Sebab, saat itu tidak dilakukan pembahasan dalam tahap
perubahan.
"Pembahasan perubahan kita sepakati tidak
dibahas, karena memang penyerapan sangat rendah, penyerapan baru 23%, bagaimana
mau dibahas," tandas Haji Lulung.
Sebelumnya, kicauan-kicauan satire terkait sosok
politisi PPP itu saat ini bertebaran di ranah media sosial, terutama Twitter
dengan caption #SaveHajiLulung.
Ada yang menyamakan gaya rambut Haji Lulung dengan
salah satu tokoh kartun dari Negeri Jiran. Ada pula yang mengaitkannya dengan
film animasi anak, Teletubbies.
"Tinky, Winky, Dipsy, Lulung, Poo .....
#SaveHajiLulung," kicau Usop Mugiwara lewat akun @tukangcerewet.
Haji Lulung mengaku tak masalah dengan kicauan-kicauan
yang telah membawa namanya menjadi trending topic Twitter. Dia justru berharap
bisa lebih tenar lagi.
========================================================================
========================================================================
SALAH NALAR
Salah Nalar. Ada dua kata yaitu Salah dan Nalar. Salah
bisa berarti keliru atau tidak benar dan Nalar adalah suatu gagasan atau proses
berpikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai
pada suatu kesimpulan. Jadi jika kedua kata ini disambung, maka Salah nalar
(reasioning atau logical fallacy) dapat diartikan sebagai gagasan, perkiraan,
kepercayaan, atau kesimpulan yang keliru.
A . Definisi Salah
Nalar
Kesalahan Penalaran
Mahasiswa perlu memahami aspek yang terkandung dalam penalaran sebelum
membuat sebuah karangan agar terhindar dari salah nalar. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai aspek kesalahan penalaran dalam karangan agar
salah nalar dapat diminimalkan atau dihindarkan.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta
yang ada sehingga sampai
pada suatu simpulan, juga bisa
merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau
cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir
untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara
penarikan kesimpulan.
Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru
menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau
ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1) Salah
nalar induktif, berupa
a. kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
b. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
c. kesalahan analogi.
2)
Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a. kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi
b. kesalahan karena adanya term keempat.
c. kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d. kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan
boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1. Gagasan.
2. Pikiran.
3.
Kepercayaan.
4. Simpulan
yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan
atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada
kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental
yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan,
disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang
kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses
penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis
kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang
merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada
sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat
dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut
:
1) Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis
yang mendukung generalisasitidak seimbang dengan besarnya generalisasi
tersebutsehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar
jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi,
sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara
memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di
dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal
membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh
Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
a. Setiap
orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais
sejati.
b.
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena
barang itu cepat pecah.
c. Ibu
Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau.
Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan
harga terjangkau.
d. Orang
Indonesia malas tetapi ramah. (Orang Indonesia ada yang malas dan ada juga yang tidak ramah).
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa
muncul. yaitu sebagai berikut:
a.
Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat
generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam
belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan
atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu
kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat
seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan
belajar, dan sebagainya.
b.
Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis
melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran
atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh
prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku,
agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau
beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh:
semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan
tersebut? Silahkan Anda jawab.
2. Kerancuan
Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu
segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah
persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan.
Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:
a. Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
b. Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda
motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada
hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
c. Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal
memimpin devisi.
3. Kekeliruan
kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan
menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari
suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
adalah sebagai berikut:
a. Saya tidak bisa berenang karena tidak ada
satupun keluarga saya yang dapat berenang.
b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena
lupa tidak sarapan.
4. Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak
punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan
yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu
berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan
dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa
jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a.
Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau
menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena
alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b. Argumentum ad verecundiam: terjadi karena
orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya,
jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
c.
Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak
atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena
ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
d.
Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk
massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan
prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan
menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan
propaganda.
e. Argumentum ad misericordian
(menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan.
Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga
pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu
perbuatan dimaafkan.
f. Post hoc propter hoc: terjadi karena
orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan
peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab
peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
g. Petitio principii: berarti mengajukan
pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk
dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa
pengulangan prinsip dengan prinsip.
h. Argumentum ad ignorantiam (argumen
dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah
benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah
karena belum terbukti benar
i. Ignorantia elenchi: terjadi karena
tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.
5.
Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan
pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai
tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena
faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
a. Orang itu diakui keahliannya oleh
orang lain.
b. Pernyataan yang dibuat berkenaan
dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
c. Hasil pemikirannya dapat diuji
kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis
tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang
terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang
salah nalar adalah sebagai berikut:
· Hendra
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
· Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analogi
yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu
segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Contoh: Anto
walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
2.
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap
menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Contoh: Program
keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas
penyuluhannya memiliki enam orang anak
Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari
salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
·
Memilih kata dengan baik
· Harus
mengetahui teori dasar dalam berpikir
· Sering
membaca buku agar memiliki wawasan yang luas
·
Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan
· Menguasai bahasa Indonesia dengan baik
dan benar
· Jangan
menyimpulkan premis dengan cepat
· Dapat
berkomunikasi dengan baik
· Tidak
cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu
kebenarannya; dan lain-lain.
Kesimpulan
Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut
untuk lebih cermat dan selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu
problematika kehidupan, kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada
komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah
menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain,
sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.
Saran
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan
kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau
berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima
berita.
Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia :
Ø Silogisme
Cara berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas
premis umum,premis khusus, dan simpulan.
Ø Premis
Kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan
kesimpulan di dalam logika.
Ø Generalisasi
Kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan
kesimpulan di dalam logika.
Ø Alternatif
Pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan.
Ø Analogi
Persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal
yg berlainan; kiasan.
SUMBER :
Liputan 6 : http://news.liputan6.com/read/2187124/klarifikasi-ups-jadi-usb-haji-lulung-salah-sebut-lagi