Arti Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership adalah suatu cara untuk mempengaruhi dan
memotivasi orang lain, bawahan atau kelompok untuk saling bekerja sama dalam
upaya mencapai suatu tujuan bersama tanpa adanya unsur paksaan. Dalam
pengertian diatas dapat di ambil 4 poin inti dalam kepemimpinan, yaitu :
1. kepemimpinan merupakan sebuah proses
2. kepemimpinan melibatkan pengaruh
3. kepemimpinan muncul di dalam kelompok
4. kepemimpinan melibatkan tujuan
bersama
Kepemimpinan sangat penting dalam suatu organisasi, karena kepemimpinan
merupakan faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi atau manajemen.
Kepemimpinan itu ada di dalam diri pemimpin. Suatu organisasi akan menjadi buta
dan tidak memiliki arah jika tidak ada unsur kepemimpinan dalam organisasi
tersebut.
Dalam Kepemimpinan terdapat Pemimpin dan Pimpinan dan jangan pernah
menganggap sama antara keduanya.
Pimpinan : Orang yang dipilih berdasarkan suatu seleksi dan tentunya dia
tidak sepenuhnya disukai oleh yang lainnya, biasanya pimpinan berorientasi pada
hasil.
Pemimpin : Orang yang dianggap mampu menjadi pedoman hidup atau panutan
bagi orang lain, dan tentunya dia disukai oleh banyak orang dan dipilih
berdasarkan kepercayaan serta berorientassi pada proses. Pemimpin harus berada
satu langkah didepan dari anggotanya.
Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan kepercayaan. Membangun
kepercayaan anggota atau bawahan itu sangat sulit. Sehingga diperlukan bukti
nyata ketika memimpin suatu organisasi. Ketika kepercayaan menjauh tujuanpun
akan menjauh, tapi jika kepercayaan dekat dengan kita yakinlah tujuanpun
semakin dekat dengan kita.
Ada sebuah kutipan dari mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla : “
Katakan yang akan dikerjakan, Kerjakan yang dikatakan, dan Komunikasikan apa
yang telah dikerjakan dan yang tidak dikerjakan “. Tidak mustahil dengan
membangun ketiga hal tersebut kepercayaan akan lebih mudah terbina.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang
beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut
(Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau
ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat,
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang
pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective),
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan,
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif,
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang
demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu
sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi
pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang
fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma
meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika
Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang
‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang
demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena
tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai
tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk
berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis
bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang
paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang
pemimpin yang demokratis.
- Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan
Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan
keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai.
Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi
keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin
tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas
yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam
proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin
yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai
seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan
adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin
(leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan
mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di
dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat
faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para
anggotanya • Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) :
seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki
aktivitas dan pandangan yang ckup matang
Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement
drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan
untuk mencapai suatu tujuan
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para
anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan
dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
- Implikasi
manajerial Kepemimpinan dalam organisasi
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan
dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for
production”. Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya
kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk
menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan
organisasi.
Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal
antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan
dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi
tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian
dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama
lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan
dan penghargaan.
Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama
keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam
organisasi.
Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan
antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang
mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan
memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
- Implikasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran
yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta
bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya
dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah
bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan
dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua
aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus
memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam
mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun
diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan
bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin
tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi
yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya
kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi
dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan
gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka
memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam
kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi
dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk
memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
Source :
1. John Adair, “Cara Menumbuhkan Pemimpin”, Gramedia Pustaka Utama,
9792234276, 9789792234275.
Sabtu, 11 April 2015(14.19)
2. Wikipedia :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Sabtu, 11 April 2015 (22.37)
3. Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, “Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS”,
Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.
Sabtu, 11 April 2015 (22.37)
4. Blog LIPI :
http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1253275195&&&1036006290&&1351745423&ayur001
Sabtu, 11 April 2015 (22.38)
5. Ipan Wicaksono’s Blog :
Sabtu, 11 April 2015 (22.38)
6. Ardiansyah :
http://derrykunardhiansyah.blogspot.com/2013/04/arti-kepemimpinan.html Sabtu,
11 April 2015 (22.41)